Senin, 27 Juni 2016

RENDAHNYA PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 tercatat 4,71 persen (year on year/yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, 5,02 persen  (yoy). Melemahnya ini sejalan dengan berbagai indikator yang memang melemah dalam beberapa bulan terakhir. Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 terutama didorong melemahnya kinerja konsumsi pemerintah dan investasi.  Pelemahan pada konsumsi pemerintah terjadi akibat belum optimalnya penyerapan belanja. Pada investasi, pelemahan diakibatkan masih adanya sikap wait and see sektor swasta dan belum berjalannya proyek-proyek pemerintah. Anggaran belanja infrastruktur pada 2015 sebesar Rp 290 triliun baru dibelanjakan hanya sekitar Rp 7 triliun.Di sisi eksternal, kinerja ekspor juga menurun sejalan dengan lemahnya permintaan dan turunnya harga komoditas dunia. Sementara itu, pertumbuhan impor mengalami penurunan cukup dalam sejalan dengan melemahnya perkembangan permintaan domestik. 
            Sejumlah pejabat resmi (pemerintah dan otoritas moneter) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mulai meningkat pada triwulan II 2015. Penyebabnya, pengeluaran pemerintah, terutama belanja modal pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur, diperkirakan meningkat mulai triwulan II 2015 dan seterusnya. Namun, saya melihat bahwa risiko tidak tercapainya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen masih sangat besar. Mengapa? Analisis berikut akan menjelaskannya.
            Pada 15 April lalu, IMF kembali merilis proyeksi ekonomi dunia. Dalam outlook-nya, IMF memproyeksikan ekonomi dunia 2015 akan tumbuh 3,5 persen, tidak berubah dibanding proyeksi yang dibuat pada Januari 2015. Namun, IMF melakukan revisi terhadap outlook beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), kawasan Eropa, Jepang, dan India.Berdasarkan outlook IMF, pada 2015 ini, AS diperkirakan tumbuh 3,1 persen terkoreksi -0,5 persen dibanding outlook IMF pada Januari lalu yang diproyeksikan tumbuh 3,6 persen. 
Kawasan Eropa diperkirakan tumbuh 1,5 persen pada 2015, lebih tinggi 0,3 persen dibanding proyeksi Januari lalu sebesar 1,2 persen. Sementara, Jepang diperkirakan tumbuh 1,0 persen pada 2015 lebih baik dibanding proyeksi Januari sebesar 0,6 persen. Sedangkan India, kini menjadi bintangnya Asia karena pada 2015 ini diperkirakan tumbuh 7,5 persen atau lebih tinggi 1,2 persen dibanding proyeksi Januari lalu sebesar 6,3 persen.Perubahan outlook ini, termasuk faktor-faktor yang menjadi penyebabnya, tentunya akan memiliki dampak bagi Indonesia.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS, misalnya, perlu dicermati karena ini akan berimplikasi pada rencana bank sentral AS (the Fed) yang akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Padahal, kita ketahui bahwa ketidakpastian terkait rencana kebijakan the Fed ini telah berimplikasi cukup dalam terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS antara lain dipengaruhi oleh apresiasi mata uangnya (USD) yang dalam enam bulan terakhir ini yang menguat hingga 10 persen. Penguatan USD ini memperlambat laju ekspor AS sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Selain itu, laju pertumbuhan investasi di AS juga mengalami penurunan. Penguatan USD telah menjadi faktor yang tidak menguntungkan bagi kegiatan investasi sektor manufaktur berbasis ekspor. Sedangkan, jatuhnya harga minyak telah menyebabkan turunnya investasi pada sektor migas yang sebelumnya meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
            Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi, indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya Pertumbuhan ekonomi juga diartikan secara sederhana sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk atau apakah diikuti oleh pertumbuhan struktur perekonomian atau tidak Kuartal 1 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4.71%. angka tersebut merupakan yang terendah sejak 2002. Melemahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1 2015 disebabkan oleh faktor internal : penyerapan belanja pemerintah kurang optimal, penurunan konsumsi lembaga non-prifat, melemahnya sektor ekspor dan impor.
            Serta faktor internal : melemahnya ekonomi global, penurunan harga minyak (liputan6.com) Kaitan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah Apabila tingkat inflasi tinggi akan menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain inflasi april 2015 sebesar 6.79%  jauh diatas target inflasi BI 4% (+/- 1%)., sehingga tingginya inflasi 6.79% turut mempengaruhi rendahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2015, tingginya inflasi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya fluktuasi harga BBM akibat kebijakan subsidi tetap, hal inilah yang menyebabkan produsen dalam negeri sulit untuk merencankan usaha, serta bagi konsumen naiknya harga kebutuhan pokok menyebabkan berkurangnya daya beli sehingga kondisi yang demikian menyebabkan lesunya perekonomian yang berakibat terhadap rendahnya pertumbuhan ekonomi. 
Sebagai oil net importer, AS semestinya diuntungkan dengan rendahnya harga minyak. Sebab, pengeluaran BBM mereka menjadi lebih rendah, bahkan terendah sejak 2003. Sayangnya, rendahnya harga minyak tersebut tidak dapat dimaksimalkan untuk mendorong konsumsi di AS secara signifikan. Faktanya, data penjualan ritel di AS dalam dua bulan pertama 2015 justru melemah. Masyarakat AS ternyata menggunakan surplus dari rendahnya harga BBM bukan untuk konsumsi melainkan ditabung karena suku bunga tabungan yang mulai meningkat.
            Bila proyeksi ekonomi AS diperkirakan lebih rendah maka sebaliknya dengan kawasan Eropa dan Jepang. Kedua perekonomian ini diperkirakan tumbuh lebih baik pada 2015. Kebijakan quantitative easing (QE) yang diambil oleh kedua perekonomian ini menjadi faktor utama di balik perbaikan proyeksi pertumbuhan ekonominya. Kebijakan QE Eropa dan Jepang telah menyebabkan mata uang mereka melemah sehingga mendorong laju ekspor mereka. Kebijakan QE juga menyebabkan tingkat suku bunga menjadi lebih rendah sehingga laju investasi meningkat. Dan, sebagai oil net importer, rendahnya harga minyak juga menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi Eropa dan Jepang.
        Dalam konteks Indonesia, hal yang sama juga terjadi. Faktor harga minyak dan nilai tukar masih akan tetap menentukan perkembangan ekonomi Indonesia ke depan. Dalam outlook-nya, IMF masih memproyeksikan pada 2015 ini ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen tidak berubah dibanding outlook-nya pada Januari lalu. Namun, dalam outlook-nya, IMF menuntut agar Indonesia memperkuat kredibilitas kebijakan makro ekonomi dan makroprudensialnya agar mampu mengendalikan pergerakan nilai tukar rupiah. 
       Kinerja harga minyak dan nilai tukar rupiah memang cukup berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Turunnya harga minyak turut membantu neraca perdagangan Indonesia. Kinerja neraca perdagangan Indonesia Januari-Maret 2015 mencatatkan surplus 2,43 miliar dolar AS, meningkat 129 persen dibanding periode yang sama 2014 yang surplus sebesar 1,06 miliar dolar AS. 
Peningkatan kinerja neraca perdagangan ini terutama berasal dari menurunnya impor migas dari sebesar 11,0 miliar dolar AS pada periode Januari-Maret 2014 menjadi sebesar 6,1 miliar dolar AS. Tidak dapat dielakkan bahwa rendahnya harga minyak berada di balik turunnya impor migas tersebut.
   Sayangnya, pelemahan nilai tukar rupiah tidak cukup membantu memperbaiki kinerja neraca perdagangan Indonesia. Ekspor Indonesia Januari-Maret 2015 mencapai 39,13 miliar dolar AS, turun dibanding periode yang sama 2014 yang mencapai 44,29 miliar dolar AS. Secara normatif, pelemahan nilai tukar rupiah seharusnya meningkatkan ekspor. Namun yang terjadi, pelemahan rupiah tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena permintaan yang berkurang dan harganya jatuh. Akibatnya, pengaruh positif dari pelemahan rupiah ini tidak terlalu kuat dibanding dengan turunnya permintaan dan jatuhnya harga.
           Secara mikro dampak pelemahan nilai tukar rupiah dan harga minyak ini juga sudah terlihat. Beberapa perusahaan (terutama BUMN) yang bergerak di sektor energi sangat tertekan kinerjanya.Turunnya harga minyak (termasuk gas dan batu bara) telah menyebabkan kinerja ekspor dan penjualan mereka tertekan. Di sisi lain,pelemahan nilai tukar rupiah telah menyebabkan mereka mengalami kerugian signifikan akibat selisih kurs.Berbagai kondisi inilah yang menyebabkan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 tidak akan mencapai seperti ekspektasi pemerintah. Terlebih lagi, perekonomian kita masih menghadapi masalah struktural yang belum kunjung terpecahkan. Joseph E Stiglitz, pemenang Nobel ekonomi belum lama ini, mengatakan, "You will have stronger growth if you reduce inequality". Itu artinya, dengan tingkat rasio ketimpangan (Gini ratio) sebesar  0,41 (terburuk sejak Indonesia merdeka), memang sulit kita berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tinggi. Tampaknya, kita memang masih harus "bersabar" lebih lama lagi.

KESIMPULAN :
         Berdasarkan indikator diatas terlihat bahwa kesejahteraan masyarakat berkurang.   Konsep pembangunan yang ditawarkan jokowi adalah rencana-rencana jangka panjang namun disisi lain dalam jangka pendek ini (6 bulan awal pemerintahan jokowi) terlihat gejolak ekonomi yang cukup mengkahawatirkan maka mustahil untuk mencapai target jangka panjang apabila target jangka pendek tidak stabil. Oleh sebab itu pemerintah sebagai policy maker harus mengambil tindakan untuk menstimulus kegiatan ekonomi seperti mengkaji ulang kebijakan subsidi tetap yang lebih banyak mudharatnya, serta menstabilkan harga kebutuhan pokok utamanya beras yang sempat melambung tinggi diawal tahun.

SARAN :
Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan penjelasan sebagai berikut :

1.      Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2.      Ketidak mampuan atau kelemahan sektor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3.      Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
4.      Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.
5.      Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis, dan ekonomi.
6.       Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.



REFERENSI :






NAMA KELOMPOK :  Dyna Fawaza (22212340)
                                       Elma Anugrah Destrianti (22212464)
                                       Feni (22212890)
                                       Kharisma Aulia Aditya (24212083)

Rabu, 01 Juni 2016

PAKISTAN DAN INFLASI

Nama :            Dyna Fawaza                         ( 22212340)
                        Elma Anugrah Destrianti     (22212464)
                        Feni                                         (22212890)
                        Kharisma Aulia                     (24212083)

Kelas :            4EB25

SEJARAH NEGARA PAKISTAN

            Sejarah Pakistan sangat penting untuk diketahui. Pakistan merupakan negara republik Islam yang berada di anak benua India. Sejarah Pakistan dimulai sejak negara ini berhasil memerdekakan dirinya dari penjajahan Inggris pada 14 Agustus 1947.
           
Sejarah Pakistan menyebutkan bahwa secara resmi Pakistan bernama Republik Islam Pakistan dan merupakan salah satu negara di Asia Selatan. Sejarah Pakistan juga menyebutkan bahwa negara ini mempunyai garis pantai sepanjang 1,046km dengan Laut Arab dan Teluk Oman di sebelah selatan. Di bagian barat, nagara ini berbatasan dengan Iran, India di bagian timur, Cina di timur laut. Pakistan sampai tahun 1970 membentuk pemerintahan militer dan kemudian berubah bentuk menjadi Republik Islam Pakistan. Pakistan memiliki luas wilayah lebih dari 803 ribu kilometer persegi dan berbatasan dengan Iran,India,Afganistan,danChina.
            Negara Pakistan berdekatan dengan Tajikistan yang hanya dibatasi oleh daratan kecil bernama Koridor Wakhan. Pakistan berada pada zona strategis karena berdekatan dengan tempat-tempat penting di Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Inilah yang membuat sejarah Pakistan penting untuk diketahui.
            Salah satu sejarah Pakistan yang penting diketahui adalah keberadaan situs dari kebudayaan kuno seperti budaya Neolitik, Mehrgarh, dan peradaban emas lembah Indus. Situs-situs yang merupakan bagian dari sejarah Pakistan ini berada di daerah Pakistan dan termasuk sejarah Veda, Indo-Yunani, Persia, peradaban Islam, dinasti Turki-Mongol dan kebudayaan Sikh setelah melalui berbagai invasi. Untuk lebih jelasnya, simaklah uraian singkat tentang sejarah Pakistan berikut.

Sejarah Pakistan: Gagasan Pendirian Pakistan
            Sejarah Pakistan diawali ketika Inggris menguasai anak benua India selama hampir 200 tahun, dari 1756 hingga 1947. Reformasi politik pada akhir abad ke-19 memungkinkan dibentuknya partai-partai politik. Indian National Congress, yang mewakili mayoritas penduduk Hindu didirikan pada 1885. Muslim League dibentuk pada 1906 untuk mewakili dan melindungi posisi minoritas Muslim. Seorang penyair dan filsuf bernama Sir Muhammad Iqbal mengusulkan agar provinsi-provinsi India Inggris di sebelah barat laut serta negara bagian Jammu dan Kashmir sebaiknya digabung menjadi sebuah negara.
Berkaitan dengan nama, sejarah Pakistan memiliki kisah yang menarik. Nama “Pakistan” yang digunakan untuk menyebut penggabungan ini, merupakan singkatan dari nama-nama provinsi tersebut, yaitu Punjab, Afghania (Provinsi North West Frontier), Kashmir, Indus Sind, dan Baluchistan. Berdasarkan sejarah Pakistan, nama negara ini (Pakistan) artinya ‘tanah yang murni’ dalam bahasa Urdu ataupun bahasa Persia. Sejarah Pakistan juga mengatakan bahwa nama negara Pakistan diusulkan oleh seorang tokoh gerakan Pakistan, Choundry Rahmat Ali. Menjelang akhir 1930, Muhammad Ali Jinnah, pemimpin Muslim League yang dianggap sebagai pendiri Pakistan, menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghindarkan Muslim India dari dominasi Hindu adalah dengan mendirikan negara Muslim tersendiri.

Sejarah Pakistan: Kemerdekaan
Sejarah Pakistan memang sangat beragam, termasuk masalah kemerdekaan. Pada 1940, Muslim League secara resmi mendukung pembagian India Inggris serta pendirian Pakistan. Inggris kemudian memutuskan untuk membagi bekas jajahannya tersebut dan pada 15 Agustus 1947, menyerahkan kekuasaan secara terpisah kepada India dan Pakistan.
Sejarah Pakistan berlanjut dengan pembagian wilayah Pakistan menjadi dua, yaitu Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Pakistan Barat adalah negara Pakistan saat ini, sedangkan Pakistan Timur saat ini dikenal sebagai negara Bangladesh. Kedua bagian tersebut dipisahkan wilayah India sepanjang 1.600 kilometer. Pembagian anak benua India menyebabkan perpindahan penduduk secara besar-besaran. Sekitar 6 juta pemeluk Hindu dan Sikh keluar dari Pakistan menuju India, dan sekitar 8 juta umat Muslim bermigrasi dari India ke Pakistan.
            Sejarah Pakistan yang cukup kelam terjadi ketika perpindahan penduduk disertai kekerasan antarkelompok etnik berskala besar yang menguatkan rasa permusuhan di antara kedua negara. Permusuhan tersebut makin bertambah dengan adanya perselisihan mengenai masuknya negara-negara bagian pribumi ke dalam salah satu di antara kedua negara tersebut.
Penguasa Hindu Jammu dan Kashmir, yang 85 persen penduduknya Muslim, memutuskan bergabung dengan India. Pakistan kemudian menuntut hak atas Jammu dan Kashmir, sehingga terjadi perang antara Pakistan dan India. Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa kemudian mengeluarkan resolusi agar diadakan plebisit di bawah pengawasan PBB untuk menentukan masa depan Kashmir, India tetap menduduki sekitar dua pertiga wilayah tersebut dan menolak diadakannya plebisit.

Sejarah Pakistan Politik di Awal Kemerdekaan
Sejarah Pakistan juga menyebutkan bahwa pemerintahan Pakistan pertama kali dipimpin oleh Perdana Menteri Liaquat Ali Khan. Muhammad Ali Jinnah menjadi gubernur jenderal hingga meninggal pada 1948. Dari 1947 hingga 1951, Pakistan berada dalam kondisi tidak stabil. Setelah Liaquat terbunuh pada 1951, Khwaja Nazimuddin dari Pakistan Timur menggantikannya sebagai perdana menteri. Pada 1953, Nazimuddin digantikan oleh Muhammad Ali Bogra. Bogra mengundurkan diri pada 1955 dan Chaudhuri Muhammad Ali ditunjuk sebagai perdana menteri keempat. Pada tahun yang sama Gubernur Jenderal Ghulam Muhammad juga mengundurkan diri. Iskander Mirza, yang berasal dari militer, menjadi gubernur jenderal keempat dan terakhir. Pada 23 Maret 1956 Pakistan diproklamasikan sebagai republik Islam. Iskander Mirza menjadi presiden pertama. Sementara Huseyn Shaheed Suhrawardy menjadi perdana menteri kelima. Proklamasi ini dianggap sebagai salah satu sejarah Pakistan yang berkesan bagi seluruh rakyatnya.

Sejarah Pakistan: Diktator Militer dan Pemisahan Pakistan Timur
Sejarah Pakistan juga tidak lepas dari masalah militer. Pada 1958 Jenderal Muhammad Ayub Khan mengambil alih kendali atas Pakistan dengan memberlakukan keadaan darurat dan melarang semua kegiatan politik selama beberapa tahun. Setelah kekalahan Pakistan dalam perang melawan India pada 1965, kekuasaan Ayub Khan mulai berkurang. Pada Maret 1969, Ayub Khan mundur. Dia menyerahkan tanggung jawab pemerintahan kepada Jenderal Muhammad Yahya Khan. Pemilihan umum yang diselenggarakan pada Desember 1970 menimbulkan polarisasi Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Pada 26 Maret 1971 Pakistan Timur memisahkan diri dengan memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Bangladesh. Pertempuran pecah antara kaum nasionalis Bengal dan tentara Pakistan. Peristiwa ini dikenang sebagai sejarah Pakistan yang buruk. Pada November 1971 India mengirimkan pasukan ke Pakistan Timur untuk bertempur di pihak Bangladesh. Pasukan Pakistan kemudian menyerah di Dhaka pada 16 Desember 1971. Presiden Yahya Khan kemudian mengundurkan diri. Zulfikar Ali Bhutto mengambil alih Pakistan dan mengakui kemerdekaan Bangladesh.

Sejarah Pakistan: Masa Kekuasaan Zia-ul-Haq
Pemilihan umum berlangsung pada Maret 1977. Namun, kemenangan partai Bhutto, Pakistan People’s Party (PPP) dianggap sebagai kecurangan. Kerusuhan dan kebuntuan politik mendorong Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq mengambil alih pemerintahan. Zia menyatakan diri sebagai presiden pada 16 September 1978. Bhutto kemudian diadili dan divonis bersalah atas pembunuhan lawan politiknya pada 1974. Bhutto dieksekusi pada 4 April 1979. Pada 19 Agustus 1988 Zia tewas dalam kecelakaan pesawat Angkatan Udara Pakistan. Selanjutnya, pemilihan umum pada akhir 1988 membawa Benazir Bhutto, putri Zulfikar Bhutto, ke kursi perdana menteri.

Sejarah Pakistan pada Era 1990-an hingga Sekarang
Sepanjang 1990-an, Pakistan berada dalam ketidakstabilan politik. Benazir Bhutto dua kali menjadi perdana menteri, dan dua kali diturunkan. Sementara Nawaz Sharif tiga kali menjadi perdana menteri hingga dikudeta oleh Jenderal Pervez Musharraf pada 12 Oktober 1999. Benazir Bhutto terbunuh pada sebuah serangan bunuh diri pada 27 Desember 2007. Musharraf menuduh al Qaeda sebagai pelaku serangan. Namun, pendukung Bhutto menuduh pemerintah Musharraf mendalangi  peristiwa itu. Musharraf mundur dari jabatannya sebagai presiden pada 18 Agustus  2008. Selanjutnya, pada 6 September 2008, Asif Ali Zardari, suami Benazir Bhutto terpilih sebagai presiden dengan Yousaf Raza Gilani sebagai perdana menteri. Itulah tadi uraian panjang seputar sejarah Pakistan.

B. Inflasi di Negara Pakistan
   Terorisme, banjir, dan ekonomi yang memburuk membayangi Pakistan selama tahun 2010 dan bencana tersebut nampaknya akan menghambat kemajuan negara itu pada tahun 2011. Tahun 2010 telah menjadi tahun yang sangat buruk di berbagai bidang bagi warga Pakistan. Meningkatnya jumlah serangan bunuh diri, bencana banjir, krisis energi yang parah, inflasi keuangan yang sangat tinggi, salah urus perekonomian dan pengangguran telah menghancurkan kehidupan warga Pakistan. Hampir 1,300 orang tewas dan lebih dari 2,500 orang luka akibat 52 serangan bom bunuh diri sejak bulan Januari. Dengan kecurigaan upaya baru dalam memerangi terorisme dan laporan mengenai kemungkinan serangan terhadap basis Amerika Serikat di Pakistan, sejumlah pengamat mengumumkan prediksi situasi Pakistan tahun 2011 yang nampaknya akan memburuk.  Meskipun demikian, M. Ziauddin, editor harian Pakistan berberbahasa Inggris, Express Tribune berpendapat sebaliknya, "Bisa jadi situasi seperti ini akan terus berlanjut. Sebagaian besar serangan-serangan tersebut banyak terjadi di wilayah dibawah otonomi Federally Administered Tribal Area, FATA. Serangan pada wilayah perkotaan mengalami penurunan dalam 2-3 bulan terakhir".  Pada Juli 2010, banjir yang melanda Pakistan datang secara tidak terduga, merendam seperlima wilayah negara itu dan dan setengah juta warga Pakistan kehilangan tempat tinggal. Ini merupakan pukulan terhadap ekonomi Pakistan yang mengandalkan komoditi hasil pertanian. Menurut perkiraan, Pakistan mengalami kerugian sebesar 4 milyar dollar Amerika atas kerusakan infrastruktur dan sekitar 500 juta dollar amerika dari kegagalan hasil panen.

         Inflasi yang terjadi di Pakistan merupakan inflasi tercepat dan terbesar di kawasan Asia. Inflasi tersebut tentunya sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Suku bunga terus naik sejak dua bulan terakhir. Menurut State Bank Of Pakistan, bencana banjir yang baru saja melanda Pakistan sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi makro dan juga prospek pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Inflasi akan kembali dan dan ekonomi akan semakin melemah. Musibah banjir yang melanda kali ini merupakan bencana nasional terburuk selama 63 tahun sejarah.
   Menurut Perdana Menteri Pakistan Syed Yousuf Raza Gilani, bencana banjir kali ini akan menaikkan inflasi hingga 20% dan juga mengganggu pertumbuhan ekonomi 2.5% hingga tahun depan. Menurutnya, Shahid Kadar selaku gubernur bank central bertanggung jawab untuk menurunkan angka inflasi. Indeks Karachi Stock Exchange 100 telah naik 6.8% tahun ini namun kemungkinan akan jatuh kembali jika suku bunga kembali dinaikkan. Keputusan untuk menaikan tingkat suku bunga akan mempengaruhi sentime pasaran. Bencana banjir pertama kali melanda provinsi Baluchistan pada tanggal 22 Juli dan kemudian membanjiri provinsi lainnya seperti Khyber Pakhtunkhwa, Punjab dan Sindh.
 Estimasi kerugian hasil panen yang ditimbulkan oleh banjir kali ini adalah sebesar $3.3 milyar. Prediksi naiknya inflasi Pakistan sebesar 15% hingga 20%. Harga-harga pasaran naik hingga 13.3% di bulan Agustus dengan angka inflasi sebesar 17%. Bank central menaikkan benchmarknya untuk pertama kali sejak November 2008. Toyota Motor Corp dan Unilever, menyatakan hal senada dengan pemerintah Pakistan, menyatakan bahwa banjir kali ini telah menurunkan tingkat produksi dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.
C. Cara Mengatasi Inflasi

    Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan bahwa Pakistan telah memenuhi seluruh nilai performa kuantitatif yang menunjukkan bahwa ekonomi negara itu mulai membaik dan program reformasi masih berada di jalurnya. Pakistan yang berpenduduk 180 juta jiwa menghadapi sejumlah hambatan ketika berupaya merestrukturisasi ekonominya dan mengambangkan cadangan mata uang asing yang sangat rendah, yang bernilai US$8,3 miliar.
         Pakistan menandatangani pinjaman bernilai $6,7 miliar dengan IMF untuk membangun kembali cadangan yang dimilikinya setelah selama dua tahun menipis, dan mendukung perubahan struktural guna mendorong investasi dan pertumbuhan. Pinjaman itu diberikan enam tahun setelah pemberian dana talangan IMF yang terakhir. Pemberian dana talangan kali ini adalah untuk membayar kembali hutang pemerintah Pakistan kepada berbagai institusi sebanyak hampir $5 miliar.  Sebagai bagian dari perjanjian itu, IMF akan melakukan kajian secara berkala agar dewan eksekutif badan itu menyetujui pemberian angsuran dana talangan sebesar $550 juta selama tiga tahun.  Pakistan sudah melewati satu kajian ekonomi dan menerima dua angsuran dana talangan bernilai $1,1 miliar. Pemberian dana talangan ketiga baru akan disampaikan akhir Maret. Untuk mengamankan pinjaman tersebut, Pakistan bertekad untuk memperbarui kebijakan ekonominya dengan meningkatkan pertumbuhan dan memulihkan stabilitas keuangan.Langkah-langkah ini bertujuan untuk menurunkan defisit, mengurangi kelangkaan listrik yang sangat luar biasa dan meningkatkan pajak. Meskipun berhasil mencapai sejumlah kemajuan, Kepala Misi IMF di Pakistan Jeffrey Franks – dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Keuangan Pakistan Mohammad Ishaq Dar – kembali  menekankan perlunya keseimbangan neraca pembayaran selama beberapa bulan. Jeffrey Franks mengatakan IMF mendorong bank sentral Pakistan supaya lebih “waspada” dalam kebijakan moneternya untuk menjaga inflasi pada tingkat yang wajar. IMF memperkirakan inflasi di Pakistan tahun ini akan mencapai 10%.





Tabel dengan nilai saat ini, prakiraan, statistik, grafik, dan kalender ekonomi.



Daftar Pustaka:
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/cara-pemerintah-menanggulangi-inflasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/pakistan#sejarah
http://tradingeconomics.com/pakistan/ind